Setelah lama tak terdengar kabar lucu seorang
Mario Balotelli, kini striker
AC Milan kembali hadir. Kali ini yang menjadi korban adalah rekan setimnya,
Antonio Nocerino.
Sifat konyol Super Mario tampaknya memang tidak akan hilang, kendati ia sudah tak lagi membela
Manchester City. Dalam sebuah sesi latihan tim
Rossoneri, Balotelli kembali
'berulah' menggunakan sarana pakaian latihannya.
Namun
kali ini rupanya pemain 22 tahun itu
secara sengaja ingin membuat
Nocerino kesal. Caranya adalah meminta bantuan Nocerino untuk
berpakaian, dan kemudian memakai bib dengan cara yang tak lazim.
Meski mahir memainkan si bola bundar, nyatanya Balotelli mengalami
kesulitan dalam melakukan beberapa hal mudah.Contoh lainnya ketika ia masih membela Manchester City
ini tertangkap kamera tak dapat menggunakan baju (rompi) sendiri. Dalam
sebuah tayangan di situs sosial Youtube, terlihat Balotelli kesulitan
mengenakan pakaian trainingnya.
Tak hanya itu, ternyata Balotelli
juga cukup sering kedapatan sulit menggunakan beberapa item pribadi.
Seperti tak bisa mengenakan dasi dan mengikat sepatu sendiri. Hal ini
sangat bertolak belakang dengan naluri membunuhnya di lapangan.
Ketidakmampuan
Balotelli mengenakan berbagai barang pribadi konon terkait dengan
pengalaman masa kecilnya yang suram. Balotelli kecil lahir dari sepasang
orang tua yang merupakan imigran Ghana. Saat kecil Balotelli kerap
sakit-sakitan sehingga orangtuanya tak lagi mampu membiayai pengobatan
Balotelli.
Ia pun diserahkan pada dinas sosial untuk dicarikan
orangtua adopsi. Balotelli kemudian diangkat oleh pasangan Francesco dan
Silvia Balotelli yang berasal dari Italia. Kedua orangtua angkatnya
menyadari kemampuan Balotelli dalam bermain sepak bola. Setelah menjadi
terkenal, kedua orangtua kandung Balotelli kembali meminta Balotelli.
Ini menimbulkan kekecewaan mendalam dalam diri Balotelli.Kurangnya kasih
sayang dan perhatian baik dari orangtua kandung maupun orangtua angkat,
disebut-sebut sebagai alasan Balotelli memiliki pribadi yang labil saat
ini. Hal itu pula yang dianggap sebagai penyebab ia tak dapat melakukan
hal-hal sederhana, seperti memakai baju, mengikat sepatu atau dasi
sendiri.